Sidak ke SMAN 5, Kadisdik Minta Sekolah Punya Solusi Kreatif dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Suasana sekolah lengang ketika Kamis pagi, 23 Juli 2020 menjelang siang kira-kira pukul 10.00. Meski cuaca cerah, tiada kemeriahan pembelajaran para guru dan siswa. Hanya tampak beberapa pekerja bangunan yang sedang mengecat paving lantai halaman. Juga beberapa guru di bawah pohon dan depan ruang guru sambil menghadapi laptop, android, dan buku pelajaran sedang merancang pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19.

Pada saat itulah, muncul Plt. Kadisdik Provinsi Kalimantan Tengah, Dr. Ir. H. Mofit Saptono melakukan inspeksi mendadak (sidak). Kejutan ringan tentu terjadi. Namun, keramahan dan kerenyahan menyapa guru menciptakan suasana tetap cair dan santai.

Mofit menyempatkan berdialog dengan beberapa guru yang kebetulan berada di situ. Ia mengapresiasi upaya guru SMAN 5 Palangka Raya yang kini mulai menggelar pembelajaran jarak jauh dengan pilihan aplikasi yang dianggap cocok. Guru Matematika, Penjaskes, PKN, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti tampak santai berdialog dengannya.

“Bagaimana konsepnya pelaksanaan pembelajaran olahraga saat pandemi tanpa tatap muka seperti ini” tanyanya di antara dialog mendadaknya di antara para guru.

Salah satu guru Penjaskes, Lola Lovita Sari. menuturkan bahwa ia sudah merancang pembelajaran jarak jauh. Menurutnya, tentu tidak ada tatap muka dan kerumunan seperti biasa karena masih darurat.

“Saya mengajak para siswa untuk tetap belajar berolahraga. Mereka yang sudah dihimpun dalam grup di media sosial, kita berikan link atau tautan untuk menyaksikan tayangan tahapan belajar bermain bola voli melalui video atau YouTube. Kita minta mereka mempraktikkannya secara mandiri dulu agar tetap mematuhi protokol kesehatan. Mereka juga diminta mengunggah di grup medsos sebagai bukti dan agar saling berbagi.”

Tentu saja Mofit mengapresiasi upaya guru di sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh. Terkait dengan kendala yang terjadi, ia mengajak sekolah turut mencari solusi terbaik dan dapat memfasilitasi siswa untuk tetap bisa belajar.

Di depan guru Matematika, Charles Manurung dan guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti, Xenu Priwaty, Kadisdik pun berbagi semangat.

“Sekolah bersama para guru harus siap menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh. Memang kendala tetap ada, apalagi sebagian siswa berada di daerah dan di luar jaringan. Saya paham tidak mungkin sekolah melalui guru mendatangi para siswa satu per satu. Ya, ini tentu sebuah persoalan yang perlu kreativitas kita menemukan solusinya,” kata memotivasi. (L.J.)