Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020: Bersatu dan Bangkit di Tengah Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat sekolah untuk memeringati salah satu hari bersejarah. Peringatan Sumpah Pemuda ke-92 tanggal 28 Oktober 2020 pun digelar secara daring.

Meski tak sesempurna pelaksanaan upacara seperti yang biasanya digelar di halaman sekolah, upacara yang dipusatkan di laboratorium komputer tetap membawa kekhidmatan tersendiri. Hanya kepala sekolah, para wakasek, beberapa guru, dan sebagian pengurus OSIS yang hadir langsung dalam upacara itu. Sementara yang lain dan ratusan siswa mengikutinya secara daring dari rumah masing-masing.

Tampak para peserta upacara mengenakan batik nasional dan pakaian khas/adat daerah. Ini sebuah wujud keanekaragaman bangsa Indonesia. Banyaknya perbedaan justru kian menguatkan persatuan dan kesatuan sebagaimana tekad yang pertama kali diikrarkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang lampau.

Kepala SMAN 5 Palangka Raya, Drs. M. Ramli, M.Pd., yang bertindak sebagai pembina upacara dalam pidatonya menegaskan pentingnya para siswa memetik makna Sumpah Pemuda dan melanjutkan kebulatan tekan para pemuda pendahulu demi persatuan, kemerdekaan, dan kejayaan Indonesia.

Lebih lanjut dikatakan bahwa Peringatan Sumpah Pemuda yang ke-92 tahun ini dihadapkan musibah yang juga sama-sama dihadapi oleh bangsa-bangsa di seluruh belahan dunia. Pandemi Covid-19 yang telah menguras perhatian kita dan masyarakat dunia begitu banyak memberikan dampak terhadap banyak aspek kehidupan. Begitu banyak aspek kehidupan yang menjadi hajat hidup kita terganggu dan kita harus menyesuaikan dengan kondisi. Berbagai kegiatan keagamaan, pendidikan, ekonomi, sosial, olahraga, seni, dan sebagainya terpaksa harus harus disesuaikan dengan kondisi kenormalan baru yang tentu berbeda dengan kondisi seperti biasanya sebelum pandemi Covid-19.

“Ya, seperti halnya di bidang pendidikan, kita keluarga besar SMAN 5 Palangka Raya juga harus menyesuaikan kegiatan pembelajaran yang biasanya melalui interaksi tatap muka langsung di sekolah kini kita masih harus menggelar pembelajaran jarak jauh dari rumah saja dengan pilihan berbagai aplikasi virtual. Namun, ini tentu tidak boleh melemahkan semangat kita dalam belajar dan bekerja. Kondisi ini harus kita ambil hikmahnya dan dijadikan sebagai pembangkit semangat senantiasa bersatu dan bangkit untuk tetap belajar dan berkarya secara kreatif dan inovatif dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya.

Semoga hikmah peringatan Sumpah Pemuda ke-92 yang bertemakan “Bersatu dan Bangkit” semakin menguatkan persatuan dan kebangkitan Indonesia. Semangat Sumpah Pemuda kiranya menjadi inspirasi agar kita tetap bersatu dan bangkit di tengah pandemi Covid-19 dan siap menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang tak pernah berhenti. (L.J.)