Merawat Semangat Belajar di Tengah Pandemi

Pembinaan terhadap sekolah-sekolah untuk mengefektifkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19 tetap dilakukan. Meskipun tidak bertatap muka langsung, tatap virtual menjadi pilihan untuk tetap menjalin komunikasi sekolah-sekolah dan Dinas Pendidikan melalui Pengawas Pembina.

Seperti yang berlangsung Selasa, 2 Februari 2021 pukul 19.00 lewat, pembinaan humanis dialogis pun berlangsung secara daring. Hadir dalam dialog santai adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan operator beberapa sekolah binaan, yakni SMAN 5 Palangka Raya, SMA Kristen Palangka Raya, SMA Katolik Santo Arnoldus Janssen Kuala Kurun, SMAN 2 Tewah, SMAN 1 Kahayan Tengah, dan SMAN 2 Kahayan Tengah.

Pengawa Pembina Disdikprov Kalteng, Dr. Rusnanie, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan bermaksud mencari kekurangan dan menonjolkan kelebihan sekolah-sekolah binaannya dalam pembelajaran jarak jauh.

“Tentu berbeda kondisi sekolah-sekolah yang berada di kota dan di daerah. Banyak faktor dan kendala yang menghadirkan masalah dalam PJJ ini. Namun, yang penting sekolah terus kreatif mencari solusi yang sesuai dengan keadaan dan kemampuan manajemen sekolah, guru, siswa, dan fasilitas pendukung,” tuturnya.

Dalam dialog terungkap bahwa manajemen sekolah-sekolah binaan telah dan terus menyelenggarakan layanan pendidikan yang baik di tengah-tengah pandemi yang masih belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. PJJ masih terus dilaksanakan sekolah-sekolah binaan, meskipun ada juga yang menyelenggarakan tatap muka secara terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Beragam aplikasi yang digunakan, seperti WA, zoom meeting, google meet, dan google classroom, jurnal pembelajaran dan piket daring menjadi sarana memfasilitasi pembelajaran dan layanan pendidikan untuk para siswa. Di sekolah di daerah yang jumlah siswanya relatif sedikit dan terbatasnya fasilitas yang dimiliki siswa maupun sekolah serta terkendala jaringan, pembelajaran tatap muka terbatas atau siswa hadir ke sekolah untuk mengambil tugas menjadi solusi alternatif agar pembelajaran tidak pernah berhenti. Oleh karena itu, guru piket senantiasa hadir di sekolah sesuai jadwal tetap dilakukan secara konsisten.

Harus diakui memang soal jaringan bukan satu-satunya kendala sekolah di daerah dalam melaksanakan PJJ. Sebagian siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu ada juga yang belum memiliki gawai untuk belajar secara daring. Menyikapi hal ini, sekolah tentu ada yang berinisiatif meminjamkan gawai kepada siswa atau memberikan tugas secara langsung melalui tatap muka terbatas menjadi cara agar mereka tetap bisa belajar.

Agak ironis memang jika masih ada sebagian kecil siswa yang menganggap situasi pandemi menjadi seperti “setengah libur” sehingga agak menurunkan semangat aktivitas belajar. Bahkan, ada sebagian yang justru ikut bekerja bersama orang tua, seperti ikut menambang emas. Kondisi ini tentu agak menyulitkan sekolah untuk mengontrol siswanya.

Masalah apa pun dalam PJJ tentu tidak menyurutkan sekolah untuk tetap kreatif mencari solusi dan merawat semangat belajar di tengah pandemi. Harus diakui bahwa dalam kondisi tidak normal tentu tidak mudah mencapai hasil yang ideal. Meskipun demikian, sekolah-sekolah tetap bisa saling berbagi pengalaman dan solusi untuk bersama-sama tetap memberikan layanan pendidikan terbaik bagi peserta didik. Semua bekerja dan belajar penuh inisiatif dan kreatif sehingga bisa bersinergi untuk terus maju bersama sehingga hebat semua. Semoga! (L.J.)

Waka Humas SMAN 5
Lukman Juhara