SMAN 5 Palangka Raya Gelar Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter

Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) memerlukan peranan bersama semua pihak terkait di sekolah. Bahkan, semua pihak mesti peduli dan ambil bagian sebagai upaya mewujudkan generasi emas 2045.

Terkait dengan itu, SMAN 5 Palangka Raya menggelar Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kegiatan yang berlangsung di aula sekolah ini pada Sabtu, 18 Desember 2021 berlangsung secara luring dan daring. Para wali kelas dan siswa yang merupakan ketua-ketua kelas hadir langsung dengan tetap menerapkan protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 belum berakhir. Sementara itu ratusan siswa lainnya mengikuti secara daring dari rumah masing-masing.

Pelaksana Tugas Kadisdik Provinsi Kalimantan Tengah, H.A. Syaifudi, M.S.M., didampingi Kasi Peserta Didik dan Pembinaan Karakter SMA, Patris, S.H. serta Pengawas Pembina Dr. Rusnanie, M.Pd. hadir langsung dalam kegiatan ini.

Dalam sambutan pembukaan, H.A. Syaifudi mengingatkan agar para siswa selalu membekali diri sebagai generasi yang berkarakter dan berorientasi ke masa depan yang lebih baik.

“Para siswa harus menghindari segala bentuk perilaku negatif di mana saja. Kalian harus menyiapkan diri menyongsong generasi emas. Penguatan Pendidikan Karakter harus diimplementasikan atau diwujudkan. Teruslah melaksanakan praktik baik di sekolah, di lingkungan keluarga, dan di lingkungan masyarakat,” pesannya.

Lebih lanjut ia menekankan tentang Program Mutu Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah yang akan dicanangkan pada Mei 2022. Ia berharap semua sekolah di daerah ini memiliki program unggulan sebagai wujud terus meningkatkan kualitas, seperti satu kelas satu prestasi, dan satu guru satu modul. Tentu masih banyak prestasi lain yang harus diraih untuk bisa diapresiasi dan membangkitkan semangat untuk lebih mewujudkan Kalteng Berkah.

Terkait Penguatan Pendidikan Karakter, Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter telah menjadi dasar semua sekolah untuk melaksanakannya. Begitu juga tentang Profil Pelajar Pancasila telah tertuang dalam Permedikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020—2024.

Berlanjut dalam kegiatan inti, Dr. Rusnanie, M.Pd., sebagai narasumber mengajak melalui dialog dengan para siswa dan wali kelas, serta para guru untuk mencegah dan menanggulangi perundungan (bullying). Menurutnya, perundungan bisa dilakukan setiap orang yang berposisi lebih kuat, lebih senior, lebih pandai, lebih kaya, lebih populer, dan lebih berkuasa. Berbagai bentuk perundungan kini bisa terjadi dalam berbagai bentuk, baik secara verbal maupun secara fisik. Bahkan, di era teknologi informasi ini, perundungan juga banyak dilakukan melalui media sosial.

“Untuk mencegah perundungan, perlu peran penting seluruh pihak yang ada di sekolah. Korban perundungan harus kita dengarkan keluhannya, beri dukungan, dan laporkan kepada pihak yang berwenang secara bertahap untuk diatasi. Pelaku perundungan harus disadarkan secara bijak, bukan dirundung balik,” tuturnya.

Mencegah dan menanggulangi segala bentuk perundungan harus menjadi tanggung jawab semua pihak yang peduli. Ini juga menjadi bagian upaya mewujudkan profil pelajar Pancasila untuk membangun generasi emas. Hal ini juga sejalan dengan visi pendidikan Indonesia yakni mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhir mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.

“Secara ringkas ada enam profil pelajar Pancasila, yakni bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong-royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” tegasnya.

Ia mengajak para siswa SMAN 5 Palangka Raya bisa mewujudkan dirinnya sebagai sosok pelajar Pancasila yang dapat mengimplementasikan keenam profil tersebut. Untuk mewujudkannya, perubahan perilaku yang lebih baik harus terus diajarkan, dibiasakan, dilatih konsisten, menjadi kebiasaan, dan menjadi kebiasaan melalui keteladanan. Jika itu, bisa diimplementasikan, niscaya upaya mewujudkan generasi emas 2045 akan dapat diraih bersama.

Pada sesi penutupan, Kepala SMAN 5 Palangka Raya, Drs. M. Ramli, M.Pd. yang diwakili Wakasek Kesiswaan, Jonkenedy, M.Pd. mengingatkan bahwa mewujudkan profil pelajar Pancasila dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang Anti Perundungan perlu komitmen dan aksi nyata bersama.

“Mari kita wujudkan bersama, bukan hanya sebagai konsep atau wacana. Kita harus bekerja sama secara harmonis untuk benar-benar bisa merealisasikannya di sekolah, di lingkungan keluarga, dan di lingkungan masyarakat kita. Mari buktikan bahwa siswa dan kelurga besar SMAN 5 Palangka Raya merupakan sosok yang memiliki karakter kuat,” katanya berharap. (L.J.)