Fakultas Kedokteran UPR Gelar Seminar Bahasa Isyarat di SMAN 5 Palangka Raya

Ada kemeriahan di aula sekolah. Meskipun hari Sabtu, 23 September merupakan hari libur tanpa aktivitas belajar mengajar, ada kegiatan tidak biasa berlangsung di sini.

Ya, di aula digelar Seminar Bahasa Isyarat Indonesia oleh Asian Medical Students Association (AMSA) Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya (FK-UPR). Kegiatan ini digelar bersamaan dengan peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional yang jatuh pada 23 September. Peserta seminar secara khusus adalah 50 siswa anggota Palangka Merah Remaja (PMR) sekolah ini yang duduk di kelas X dan kelas XI.

Kepala sekolah, Drs. M. Ramli, M.Pd., diwakili Wakasek Humas dan Publikasi, Lukman Juhara memberikan apresiasi kepada Fakultas Kedokteran UPR yang berkenan menggelar seminar Bahasa Isyarat yang didahului gelar cek kesehatan gratis untuk para siswa dan guru.

Mudahan-mudahan dengan mengikuti kegiatan ini para siswa dapat memperoleh pengetahuan praktis yang perlu terus ditingkatkan lebih lanjut dalam penggunaan bahasa isyarat agar bisa menjalin komunikasi tanpa batas dan tanpa diskriminasi, khususnya dengan penyandang tunarungu dan tunawicara.

“Sabtu pagi ada kecerahan/ Meski berasap mentari bersinar/ Terima kasih Fakultas Kedokteran/ Hadir di sekolah menggelar seminar/ ….Ini Sabtu tanggal dua tiga/ Bulan September bulan sembilan/ Untuk peserta semua siswa/ Ikutilah seminar penuh kesungguhan/” katanya memotivasi dengan menuturkan dua bait pantun yang langsung disambut dengan aplaus meriah hadirin.

Narasumber pertama, dokter Satria Saputra, memaparkan sekaligus mengajak bertanya jawab dengan para siswa tentang fisiologi pendengaran. Ia mengajak siswa mensyukuri kesempurnaan dan keistimewaan pendengaran yang dimiliki dan mengingatkan bahwa pendengaran harus digunakan dengan baik untuk hal-hal yang baik pula.

Tanya jawab pun berlangsung penuh minat ingin tahu. Narasumber pun dengan senang hati memfasilitasi siswa yang bersemangat memperoleh pengalaman dan pengetahuan dari kegiatan ini.

Narasumber kedua, Ipan Dwi Nata, S.Pd.,M.Pd., langsung mengajak siswa mengenal dan menggunakan bahasa isyarat. Secara sederhana siswa diajak mempraktikkan dengan gerakan isyarat untuk menjalin komunikasi. Ini sangat menarik dan mengundang antusiasme siswa. Mereka tampaknya cepat memahami dan bisa mempraktikkkannya meski untuk berkomunikasi yang masih sangat sederhana dan umum.

Keseruan seminar pun dilengkapi dengan kuis tebak kata, makna, dan gaya yang dipandu panitia dan diperagakan para siswa. Ada yang gugur setelah beradu kebolehan dan tentu ada juga yang menjadi pemenang. (LJ)