Wujudkan Akhlakul Karimah dan Profil Pelajar Pancasila

Pembentukan akhlak mulia (akhlakul karimah) tidak cukup dengan mendengarkan ceramah, tetapi harus dengan pembiasaan. Pembiasaan juga harus dilakukan terus-menerus dengan penuh keikhlasan dan kesadaran. Ceramah sebagai bagian dari mengajak dan memberikan peringatan memang tetap perlu dilakukan sebagai upaya menyadarkan dan mengingatkan agar kita senantiasa berusaha melakukan kebaikan.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. 1445 H yang digelar Rohis SMAN 5 Palangka Raya berlangsung di aula pada Kamis, 28 September 2023. Ratusan siswa, puluhan guru/staf, mahasiswa PPL IAIN dan UPR hadir dan duduk bersila dengan tertib. Kepala sekolah, beberapa Wakasek, dan kepala TU juga hadir.

Kepala SMAN 5 Palangka Raya, Drs. M. Ramli, M.Pd. dalam sambutannya mengajak semua siswa untuk selalu menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Pembentukan karakter mulia bukan hanya tanggung jawab sekolah. Keluarga dan masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih besar.

Ramli juga menyatakan keprihatinan dengan masih terjadi perundungan dan aksi kekerasan yang dilakukan siswa di berbagai lembaga pendidikan. Ini hendaknya bisa diredam di antaranya dengan terus menguatkan akhlak mulia dan profil pelajar Pancasila yang menjadikan siswa berbudi luhur serta menghargai sesama.

Selanjutnya, Ustaz Amanto Surya Langka, Lc., menyampaikan tausiah. Wakil Ketua MUI Kota Palangka Raya ini mengawali tausiah melalui pembacaan beberapa bait pantun nasihat berisi pesan-pesan agar peringatan maulid bukan sekadar seremonial, tetapi dapat membentuk pribadi yang meneladani Rasulullah Saw.

Ustaz yang juga pengasuh dan dosen Ma’had Ass Syafi’i Palangka Raya ini mengajak siswa untuk benar-benar mengenal dan mempelajari kehidupan Rasulullah agar lebih bisa mencintainya. Membaca Sirah Nabawiyah merupakan salah cara untuk banyak mengenal latar belakang, kehidupan, keluarga, sahabat, perjuangan, dan akhlak Rasulullah Saw.

Akhlak mulia dapat dimunculkan dengan sering membaca Al-Qur’an sebagai sumber informasi yang berisi tuntunan agar kita menaatinya. Melakukan tindakan mulia dari hal kecil seperti menyingkirkan duri atau penghalang lainnya di jalan serta membuang sampah ke tempatnya juga bagian dari berakhlak mulia.

Akhlak mulia lain yang sederhana dan murah adalah suka menebar salam dan senyum. Jika kita tidak berharta untuk bersedekah, senyum menjadi pengganti harta untuk bersedekah.

“Mari kita ikuti tuntunan Allah Swt dalam Al-Qur’an dan teladani Rasulullah dan wujudkan kebiasaan berakhlak mulia di antaranya dengan dengan tertib salat lima waktu. Selain membiasakan tertib dan disiplin, salat lima waktu juga mencegah perbuatan keji dan mungkar yang berarti juga menguatkan akhlakul karimah yang akan mengantar kita kepada keberhasilan dalam pendidikan untuk kemaslahatan dunia dan akhirat.”

Terkait dengan penguatan profil pelajar Pancasila, sesungguhnya Al-Qur’an telah banyak menjabarkan tuntutan yang lebih sempurna. Banyak firman Allah Swt. dalam kitab suci ini sebagai penuntut kita untuk menjadi sosok berakhlakul karimah yang tentu jika ditaati akan membentuk karakter yang berprofil Pancasila.

“Akhirnya mari kita membiasakan diri meneladani Rasulullah Saw agar menjadi manusia yang berakhlak mulia. Mari kita saling mengajak dan tetap memberikan peringatan agar selalu dalam kebaikan sebagaimana firman Allah Swt., “Dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (QS Az-Zariyat: 55).

Wallahu alam bissawab. (LJ)