BPMP Kalteng Bimbing PTK SMAN 5 Palangka Raya dalam IHT: Kuatkan IKM, Mantapkan Merdeka Belajar

Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidkan (PTK) mesti ditingkatkan agar implementasi Kurikulum Merdeka lebih terkuatkan. PTK harus senantiasa mau belajar dan punya komitmen untuk menerapkan kompetensi yang dimililiki. Selalu mengembangkan diri dengan belajar sungguh-sungguh dan menerapkan teknologi informasi serta meningkatkan kinerjanya tentu akan mendukung efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, In House Training (IHT) yang telah diikuti harus ditindaklanjuti dengan implementasi dalam kegiatan pembelajaran.

Begitulah pesan Kepala SMAN 5 Palangka Raya, Drs. M. Ramli, M.Pd. saat menutup kegiatan IHT di aula sekolah pada Rabu, 15 Mei 2024.

“Jadi, pendidik tidak boleh berhenti belajar, Pahami kurikulum secara maksimal, kuasai materi pembelajaran, kelola manajemen kelas, dan mantapkan kinerjanya. Teknologi informasi juga harus dikuasai untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas pembelajaran,” tuturnya di hadapan kurang lebih 80 PTK.

Kegiatan IHT yang telah berlangsung dua hari, yakni Selasa – Rabu, 14 – 15 Mei itu pun usai. D alam kegiatan ini dua narasumber dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalteng, yakni Aty Muyassaroh, S.Si., M.Ed., dan Jonro Batubara, S.Sos., M.Pd. telah memandu kegiatan dengan pembelajan interaktif, curah pendapat, dan kegiatan praktik yang melibatkan partisipasi aktif para peserta.

Beberapa hal yang telah diikuti para peserta secara aktif dengan bimbingan narasumber adalah memaksimalkan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Platform ini harus dimanfaatkan secara maksimal untuk belajar secara mandiri, berbagki praktik baik. mengikuti pelatihan, menambah wawasan, membuka inspirasi, dan meningkatkan kinerja. Penyusunan modul dengan memanfaatkan akses informasi dan pembelajaran lewat PMM juga bisa dimanfaatkan agar pendidik dapat mengembangkan diri dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam perencanaan pembelajaranan dan asesmen kurikulum merdeka.

Topik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai salah satu bagian dari implementasi kurikulum merdeka untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila yang berkarakter mulia dan tanggap positif terhadap segala perubahan juga menarik perhatian. Para pendidik bekerja sama menyusun modul P5 sesuai dengan kondisi sekolah, karakteristik peserta didik, dan potensi daerah.

Antusiasme peserta tampak dalam tanya jawab, diskusi, aktivitas menyusun modul, dan presentasi. Mudah-mudahan ini menjadi gambaran pula bahwa para pendidikan akan lebih bersemangat lagi dalam implementasinya. Dengan demikian upaya untuk menguatkan implementasi kurkulum merdeka dan memantapkan merdeka belajar kiranya akan makin terwujudkan. (LJ)