21 Mahasiswa FKIP UPR Akhiri PLP 1 di SMAN 5 Palangka Raya

Akhirnya 21 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya (FKIP UPR) menyelesaikan kegiatan Pengenalalan Lapangan Persekolahan 1 (PLP 1). Mereka yang telah melaksanakan kegiatan itu di SMAN 5 Palangka dalam semester genap tahun Pelajaran 2023/2024 berasal dari empat program studi, yakni Manajemen Pendidikan, Pendidikan Kimia, Bimbingan Konseling, dan Pendidikan Luar Sekolah. Selama di sekolah ini mereka telah melakukan observasi atau proses pengamatan untuk mempelajari berbagai aspek pengelolaan pendidikan di sekolah.

Penjemputan kembali oleh pihak FKIP UPR pun berlangsung pada Rabu, 5 Juni 2024 di aula sekolah. Wakasek Kurikulum, Kasih, S.P.A.K., mewakili Kepala SMAN 5 Palangka Raya, Drs. M. Ramli, M.Pd., berpesan kepada para mahasiswa agar kegiatan PLP 1 yang dilaksanakan di sekolah hendaknya dapat dijadikan pengalaman yang berharga. Ia juga berpesan kepada mahasiswa calon guru itu benar-benar memantapkan diri semaksimal mungkin agar menjadi pendidik yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dengan penuh integritas.

“Tugas guru semakin tidak ringan. Dinamika yang terus berlangsung dan tantangan yang semakin kompleks mengharuskan kita semua termasuk para mahasiswa calon pendidik untuk terus belajar dengan lebih baik,” tuturnya didampingi salah satu guru pamong, Budi Purwono, M.Pd., dan Wakasek Humas dan Publikasi, Lukman Juhara, M.Pd.

Sementara itu, dosen pendamping mahasiswa PLP 1, Jatmiko, M.Pd., juga menekankan kepada mahasiswa bimbingannya untuk senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi secara positif dan produktif. Menurutnya, saat ini sudah banyak profesi yang tergeser dengan makin masifnya penggunakan teknologi informasi. Meskipun demikian, keberadaan seorang guru dalam kegiatan pendidikan tidak bisa dihapuskan.

“Tugas guru tidak bisa digantikan oleh robot. Guru tak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Guru mengajarkan karakter, empati, dan keteladanan. Hal ini tidak bisa digantikan oleh teknologi secanggih apa pun. Oleh karena itu, mahasiswa calon guru harus selalu menguatkan karakter mulia karena harus memberikan keteladanan kepada para siswa nanti,” tegasnya. (LJ)