Baiklah, Mari Segera Menyusun Soal PAT

Perpanjangan Masa Tanggap Darurat Covid-19 hingga 25 Juni 2020 masih menahan kita untuk bekerja di rumah. Meskipun demikian, tugas kita sebagai guru tetap mesti berjalan. Salah satu tugas di antara tugas lain, adalah menyiapkan dan menyusun soal Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk kelas X dan Kelas XI. Informasi bentuk dan jumlah serta batas waktu pengiriman soal sudah diumumkan panitia sejak pertengahan April 2020. Tenggat hingga 23 Mei 2020 tentu cukup untuk kita membuat 40—50 butir soal Pilihan Ganda (PG).

Lalu bagaimana memulainya? Tentu harus segera memulai. Memang mungkin kita sudah memiliki bank soal tahun lalu. Pula mungkin kita bisa tinggal menyalin soal yang ada dalam buku atau LKS. Itu mungkin bukan masalah, yang penting soal sesuai dengan kompetensi dasar yang memang akan diujikan. Namun, tentu bagus juga jika kita tidak puas begitu saja dengan mengambil dan memanfaatkan soal yang sudah ada. Kita tentu tertarik untuk membuat soal baru atau paling tidak merevisi soal lama. Apalagi, kita punya waktu yang cukup jika kita memanfaatkannya dengan baik.

Tentu kita kita setuju dengan pendapat rekan-rekan bahwa menyusun soal lebih awal itu lebih baik. Tanpa terburu-buru kita bisa menyusun lebih cermat. Kita punya kesempatan untuk meyusun kisi-kisi soal berdasarkan KD. Bahkan, bisa punya kesempatan pula membuat kartu soal sebelum merakitnya menjadi soal PG yang sudah ditetapkan. Kesempatan untuk menentukan, mempertimbangkan, menganalisis juga ada. Kita juga kesempatan untuk mengoreksi lebih teliti soal yang kita buat sebelum kita putuskan sudah selesai.

Ya, kita juga setuju dengan ajakan bersama untu mengoreksi kekurangtelitian diri. Kita mungkin kurang mau, mungkin juga kurang waktu karena terburu-buru, untuk mengoreksi soal yang kita buat. Kita mungkin gemar menunda atau menggampangkan penyelesaian tugas mendekati batas akhir sehingga sering tergesa-gesa. Kita baru sadar ketika ulangan berlangsung dan menerima informasi dari pengawas atau siswa bahwa ada soal kita yang menimbulkan kemacetan. Contoh sederhana adalah adalah kesalahan ketik pada soal kita. Jika sedikit mungkin tidak terlalu mengganggu. Lalu, jika cukup banyak, bagaimana? Kita juga mungkin tak sengaja membuat dua atau lebih soal yang sama pada beberapa nomor sekaligus. Ada soal yang pilihan jawabannya sama. Kita pun masih menemukan soal yang mestinya didahului stimulus teks, grafik, tabel, gambar, diagram, dan sebagainya, tetapi ternyata itu semua tidak ada atau mungkin tertinggal.

Memang mungkin itu kita masih bisa berkilah bahwa soal kita sudah sempurna dan menganggap soal terpotong saat dikopi, dipindahkan ke format lain, dan sebagainya. Mari menemukan salah diri dulu, agar menemukan kejernihan. Mungkin kita yang mengerjakan dengan tergesa-gesa atau menulis soal dengan lalai mengopi dari sana-sini atau kurang memerhatikan dan tidak memenuhi format yang ditetapkan. Maka terjadilah musibah teknis yang tak terhindari.

Nah, mari kita susun soal kita dengan cermat syarat dan cermat kiat agar hasilnya memenuhi segala syarat. Sungguh, dengan menyelesaikan lebih cepat kita pun sempat untuk mengoreksi dan mengedit dengan cermat. Selanjutnya, menyerahkan soal lebih tepat dan cepat sebelum tenggat atau batas waktu tentu akan berkontribusi meringankan rekan panitia yang tentu akan bekerja lebih keras dan perlu waktu yang memadai. Selain itu, kita juga akan terbebas dari penagihan yang justru menggiring kita terburu-buru untuk menyelesaikan soal yang terlambat dibuat.

Baiklah, mari kita tetap bekerja di rumah dulu lebih maksimal. Alangkah bagusnya jika kita tidak menunda tugas yang memang bisa segera diselesai. O, ternyata banyak yang sudah menyelesaikannya? Syukurlah kalau begitu. Berarti saya pun harus segera menyelesaikannya. Selamat bekerja di rumah, semoga korona segera sirna, dan kita mendapat hikmah tak terhingga. (L.J.)

                                                 Palangka Raya, 28 April 2020