Peningkatan Kompetensi Guru Melalui IHT: Penyusunan Modul Pembelajaran Mendalam dan Pemanfaatan TV Interaktif

Semangat para guru SMA Negeri 5 Palangka Raya tampak berbinar pada Sabtu, 26 Juli 2025. Antusiasme mereka tampak saat mengikuti pelatihan internal (In House Training/IHT) di aula. Hari libur pembelajaran bagi siswa benar-benar bisa dimanfaatkan sebagai hari belajar bagi guru.
Kepala sekolah, Drs. M. Ramli, M.Pd. saat membuka kegiatan mengingatkan agar para guru terus meningkatkan penguasaan manajemen kelas. Hal ini sangat penting agar dapat mengarahkan siswa lebih efektif belajar. Peningkatan kualitas guru harus terus dilakukan dengan mau belajar dan menerapkannya agar berimbas pada peningkatan kualitas hasil belajar murid.
Berikutnya, I Wayan Muliana, M.Pd., narasumber pertama memandu rekan guru dalam pembuatan modul ajar dan cara menyimpan dalam arsip digital. Modul ajar pembelajaran mendalam adalah rancangan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman mendalam dan penerapan konsep dalam konteks nyata, dengan melibatkan murid secara aktif dan interaktif. Modul ini dibuat untuk memandu pembelajaran dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan pemecahan masalah siswa, serta menekankan pembelajaran yang bermakna, sadar, dan menyenangkan.
Administrasi pembelajaran perlu juga disimpan dalam arsip digital yang dapat diakses pemilik, admin, atau rekan sehingga bisa berbagi. Ini juga sekaligus memberikan kemudahan jika dokumen itu segera diperlukan.
Selain itu, guru juga mesti berusaha untuk konsisten memanfaatkan Jurnal Pro untuk melaporkan kehadiran, pembelajaran, dan penilaian secara teratur. Ini penting agar aktivitas guru dapat terdokumentasi dengan baik serta menguatkan disiplin positif.
Narasumber kedua, Endar Priyo Sulistiyo, S.Pd. menjelaskan perlunya penerapan pembelajaran mendalam yang memiliki tiga elemen, yakni pembelajaran bermakna, pembelajaran berkesadaran, dan pembelajaran yang menggembirakan. Oleh karena itu, guru harus berperan sebagai aktivator, kolaborator, dan pengembang budaya belajar yang dapat membangun keterlibatan, kesadaran, dan kemuliaan murid. Guru harus aktif mengembangkan budaya belajar, memanfaatkan teknologi, dan menerapkan keterkaitan antardisiplin ilmu dalam pembelajaran untuk mewujudkan profil kelulusan sebagai generasi Indonesia hebat.
Terkait TV digital yang telah tersedia di kelas, diingatkan agar wali kelas dan guru dapat menjaga, merawat, dan menggunakannya sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Jika ini diikuti dengan baik, tentu fasilitas ini dapat menunjang pembelajaran mendalam yang efektif.
Akhirnya, mari kita semua aktif berkreasi dan berkolaborasi penuh inovasi untuk memfasilitasi pembelajaran mendalam kepada para murid. Semoga setiap langkah penuh semangat perubahan positif menjadi jalan menuju arah yang lebih baik untuk mewujudkan generasi emas yang berkarakter mulia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. (LJ)























