Refleksi Guru BK di Akhir Semester

Akhir semester selalu menjadi ruang hening bagi guru BK untuk menoleh ke belakang. Bukan sekadar menghitung jumlah layanan yang terlaksana, tetapi merenungi setiap proses yang telah dilalui bersama murid. Ada cerita tentang murid yang mulai berani bercerita, ada pula yang masih memilih diam. Semua itu menjadi catatan penting bahwa setiap anak memiliki waktu dan cara tumbuhnya masing-masing.
Sebagai guru BK, refleksi juga berarti mengakui keterbatasan diri. Tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan cepat, tidak semua harapan langsung berbuah hasil. Setiap sesi konseling hingga percakapan singkat di lorong sekolah, selalu ada pelajaran berharga tentang empati, tentang kesabaran, dan pentingnya hadir secara utuh untuk murid.
Di akhir semester ini, refleksi menjadi bekal untuk melangkah lebih baik ke depan. Guru BK belajar menyusun strategi yang lebih humanis, memperkuat kolaborasi dengan wali kelas dan orang tua, serta terus menjaga niat bahwa tugas utama bukan menghakimi, melainkan mendampingi. Karena sejatinya, keberhasilan guru BK bukan diukur dari angka, tetapi dari perubahan kecil yang hadir dari dalamdiri murid.
(Aminudin. Guru BK SMA Negeri 5 Palangka Raya)


